Dikutip dari Harian Umum Sore Sinar Harapan Rubrik PERENCANAAN KEUANGAN diasuh oleh Tim Indonesia School of Life (InSchoOL) yakni Andrias Harefa, Roy Sembel, M. Ichsan, Heru Wibawa, dan Parpudi Lubis.
Anak & Kebiasaan Menabung
Pernah mendengar sebuah lagu dengan judul "Ayo menabung" (kalau tidak
salah) yang dikarang oleh Titik Puspa? Kami sangat yakin, Anda pernah
mendengarnya. Menabung merupakan sebuah kebiasaan yang harus
ditanamkan dan dimulai sejak dini. Kebiasaan menabung akan sangat
sulit dilakukan bila semana kecil dan remaja Anda tidak terbiasa
dengan pola menabung atau menyisihkan sebagian uang untuk masa depan.
Banyak orang dewasa tidak tahu cara menangani uang dengan benar
karena ketika masih kanak-kanak mereka jarang atau tidak
diperkenalkan dengan permasalahan uang. Orangtua merekalah yang
melakukan semua kegiatan mulai dari berbelanja sampai menabung. Anda
tidak diberikan kesempatan untuk mempelajari persoalan uang, padahal
selama kehidupan tentunya Anda tidak akan terpisahkan dengan masalah
uang.
Sekarang, Anda sebagai orang tua, Jika ingin anak-anak Anda tumbuh
besar menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab secara finansial,
menurut kami Anda harus membiarkan mereka sering menangani atau
berinteraksi dengan uang. Di usia dini, mereka perlu mempelajari cara
kerja bank dan mengetahui alasan mengapa mereka perlu menyimpan uang
di bank secara teratur. Mereka juga perlu mengembangkan kebiasaan
menabung uang untuk pembelian yang lebih besar. Berbagai pelajaran
ini akan membantu anak-anak Anda mengembangkan pemahaman yang jauh
lebih menyeluruh mengenai uang dan cara mengelolanya.
Perkenalkan Pola Menabung yang Baik
Menurut hemat kami, bila Anda memberikan uang saku setiap bulannya kepada anak-anak Anda, sebaiknya juga diberikan sebuah sebuah cara atau pola perencanaan dalam menggunakan uang dari uang saku bulanannya secara konstruktif. Bila tidak maka mereka hanya akan menganggap bahwa uang hanyalah sebuah mainan—yang mereka bisa mainkan dan gunakan.
Dibutuhkan sebuah pandangan dengan memperkenalkan tujuan jangka panjang yang diinginkan oleh anak Anda. Tujuan ini bisa berupa barang yang sangat diinginkannya tentunya dengan menyisihkan sebagian dari uang saku bulannya dan ditabung dalam tabungan. Sebagai contoh, bila anak Anda menginginkan sepeda yang diidamkannya.
Maka Anda bisa memberikan gambaran seperti ini, harga sepeda kira-kira Rp 250 ribu dan dengan uang saku setiap bulannya Rp 100 ribu maka berikan gambaran bahwa mereka bisa mencoba untuk menyisihkan Rp 25 ribu setiap bulannya dan setelah 10 bulan akan terkumpul uang sejumlah harga dari sepeda yang diinginkan. Bila terjadi di mana harga dari sepeda naik, maka Anda sebagai orang tua dapat membantunya dengan menambahkan kekurangannya.
Dengan mengajarkan pola seperti ini maka secara langsung memberikan
pandangan kepada mereka bahwa bila mereka menginginkan sesuatu yang
besar di depan maka mereka harus memilih untuk menunda penggunaan
uang yang dihasilkan dan menyisihkannya serta menginvestasikannya
untuk kebutuhan di depan tersebut atau melupakan tujuan masa
depannya. Dengan begitu mereka akan merasa memiliki prioritas dan
dengan keputusan yang diambil akan memberikan konsekuensi yang
berbeda-beda.
Kebiasaan menabung yang baik dimulai sejak dini. Untuk itu kami
melihatnya pentingnya Anda sebagai orang tua untuk memperkenalkan
bank atau produk perbankan kepada anak-anak Anda, sehingga mereka
dapat mengembangkan kebiasaan menabung. Dalam memperkenalkan bank
kepada anak-anak, kami melihat beberapa prinsip kunci yang sebaiknya
dipertimbangkan.
Menabung Teratur Kebiasaan Hidup
Dalam pembahasan kami beberapa waktu lalu, dimana Anda sudah
memberikan uang saku baik bulanan maupun mingguan secara rutin
sebagai uang jajan mereka. Jika Anda telah melakukan hal ini, berarti
anak-anak Anda sudah bisa diperkenalkan dengan pola menabung, yaitu
menyisihkan sejumlah tertentu dari uang saku yang mereka setiap
minggu atau bulannya dalam rekening tabungan si anak.
Buatlah rencana untuk menyetorkan tabungan ini ke bank sekitar
sebulan sekali, mereka perlu merasa nyaman pergi ke bank dan memahami
bahwa tempat itu adalah sebuah lembaga yang bisa membantu mereka
apabila digunakan dengan benar.
Biarkan si Anak Melakukannya
Dalam kaitannya dengan perbankan, biarkan anak Anda melakukan
penarikan dari atau penyetoran ke rekening banknya sendiri. Awalnya,
pasti perlu didampingi oleh Anda. Biarkan dia mengisi slip
penyetoran/ penarikan, antre, dan menghitung uangnya (dengan bantuan
Anda) setiap kali mereka melakukan transaksi di bank. Anak-anak yang
lebih besar bisa diperkenalkan dengan ATM, tapi yang terpenting
adalah anak Anda harus belajar bagaimana berhubungan dengan teller
(kasir bank) bilamana ingin mengambil atau menyetor uangnya.
Anak Anda perlu mengembangkan keterampilan untuk menegosiasikan
masalah uang secara langsung dengan orang, tidak dengan mesin! Dalam
kehidupan selanjutnya, keterampilan menegosiasikan masalah keuangan
pasti akan sangat bermanfaat bilamana mereka akan meminjaman uang
untuk membeli mobil, agunan, dan pendanaan bisnis dengan orang-orang.
Langkah ini penting untuk membangun keyakinan anak Anda berkaitan
dengan keuangan.
Gunakan Buku Tabungan
Ketika Anda pergi ke bank untuk membuka rekening bagi anak Anda,
mintalah sebuah buku tabungan. Dengan buku tabungan, anak Anda akan
bisa melihat setiap penyetoran dan penarikan yang terjadi, dan akan
memegang sesuatu yang terasa nyata. Pengalaman ini akan meningkatkan
kesadarannya terhadap proses perbankan. Dan dengan begitu mereka
dapat melihat pertumbuhan dari jumlah dana yang mereka tabung.
Bilamana Anda dana anak-anak Anda membuka rekening tabungan, ada
baiknya Anda menjelaskan secara umum beberapa hal berikut ini
mengenai bank dan menabung, misalnya, Anda menjelaskan mengenai
menabung uang untuk pembelian barang-barang yang mahal harganya di
masa depan. Atau Anda dapat menjelaskan dengan menabung di bank, uang
mereka akan lebih aman dan tidak hilang atau dicuri orang. Anda juga
bisa menjelaskan pertumbuhan uang yang mereka simpan karena adanya
bunga dan lain-lain.
Kartu ATM, Jangan Dulu
Ketika Anda membuka rekening tabungan untuk anak Anda bersama dengan
mereka, bank akan menawari Anda sebuah kartu ATM atau debit card.
Kami menyarankan Anda tidak menerimanya. Anak-anak yang masih kecil
tidak siap untuk menggunakan kartu ATM atau debit card. Mereka perlu
memahami dan menangani uang dengan cara yang praktis sebelum
melangkah ke sistem elektronik.
Kartu ATM membuat anak-anak bisa melakukan transaksi tanpa mengetahui
dari mana asal uangnya. Sebagai contoh, salah satu dari rekan kami,
pernah bercerita mengenai anaknya yang baru berusia tujuh tahun sebut
saja Anto. Ketika sedang jalan-jalan di mal, Anto merengek, minta
dibelikan mobil-mobilan. Teman kami itu mengatakan bahwa di dompet
papa tidak ada uang untuk membeli mobil-mobilan tersebut, lalu si
Anto menyuruh papanya mengambil "uang gratis", sambil menunjuk ke
sebuah mesin ATM dari salah satu bank. Hal ini sering kali kami
temukan, dimana anak-anak tidak diperkenalkan dengan beanr mengenai
ATM dan kegunaannya.
Satu hal lagi, kartu ATM membuat tabungan anak-anak terlalu mudah
diambil, dan mereka akan mengurasnya sampai habis. Kartu ATM juga
akan merusak kebiasaan menabung yang sedang Anda coba tanamkan.
Catatan: kartu ATM harus diperkenalkan kepada anak-anak Anda ketika
mereka memasuki masa remaja.
Tentukan Batas Maksimum Uang Belanja Harian
Meskipun anak Anda menyetor tabungan ke bank, ia mungkin mengumpulkan
uang tambahan dengan menabung uang belanja hariannya dan uang
hadiahnya. Jika jumlah uang di dompetnya menjadi terlalu banyak, ia
juga harus memasukkan kelebihannya ke dalam bank.
Saya anjurkan Anda menentukan batas maksimum di dalam dompetnya
sebesar Rp. 50 ribu, atau Rp. 100 ribu, atau sebanyak uang saku
selama dua minggu. Uang sejumlah ini akan cukup untuk membeli
beberapa barang yang cukup bagus tanpa perlu melakukan penarikan uang
dari bank.
Ada baiknya Anda juga memperkenalkan mereka dengan pola anggaran
kebutuhan yang harus mereka penuhi selama satu minggu. Dengan begitu
mereka bisa menganggarkan uang jajannya untuk kebutuhan satu minggu
sehingga mereka tidak perlu bolak-balik terlalu sering ke bank. Hal
ini akan sangat membantu mereka untuk melihat kebutuhan yang harus
mereka penuhi dengan uang jajan yang mereka terima.
Hindari Biaya Bank yang memberatkan
Sebagian besar bank mempunyai rekening tabungan khusus untuk anak-
anak. Rekening ini biasanya tidak dikenai biaya (administrasi) atau
dengan biaya administrasi yang lebih murah. Jadi, pastikan Anda
membuka rekening anak-anak untuk anak-anak Anda. Jika Anda
menggunakan rekening orang dewasa, biaya bank bisa dengan cepat
mengikis sejumlah kecil uang yang ditabung anak-anak Anda.
Dalam kaitannya dengan membangun kebiasaan menabung, yang terpenting
adalah membiasakan anak-anak Anda untuk menyisihkan uang sakunya dan
dialokasikan atau ditempatkan ke bank secara regular, misalnya
sebulan sekali.
Jangan Terlalu Mempermasalahkan Bunga
Bunga rekening tabungan semakin hari semakin rendah saja. Ketika kami
masih kecil dulu, memperoleh uang sebesar Rp1000 sudah banyak, uang
tersebut bisa digunakan untuk sesuatu yang cukup berharga. Namun
sekarang, tak banyak yang bisa Anda beli dengan uang Rp1000. Jadi,
jangan terlalu mempermasalahkan bunga yang diperoleh dari tabungan
anak-anak Anda. Pada tahap ini, yang penting adalah membantu mereka
menabung secara teratur dan membangun kebiasaan yang baik tersebut.
Demikianlah uraian singkat kami kali ini seputar menabung dan produk
perbankan yang dapat dijadikan sebagai alat belajar bagi anak-anak
Anda. Bangun kebiasaan menabung anak-anak Anda dengan membiasakan
mereka untuk berinteraksi dengan uang yang sudah Anda berikan kepada
mereka. Semoga uraian singkat ini bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar